Saat Galau Menyapa, Tenangkan Hati dengan Kesadaran Ilahi
Galau adalah bahasa hati yang sedang kehilangan arah. Kadang engkau tidak tahu apa penyebabnya, tapi rasanya sesak. Dunia seolah redup, langkah terasa berat, dan pikiran seakan tenggelam dalam pusaran rasa yang tak bisa dijelaskan. Dalam momen seperti itu, manusia sering mencari pelarian – mendengarkan lagu sedih, menonton film, atau sekadar berdiam diri menatap langit malam. Namun, jarang sekali yang benar-benar menengok ke dalam hati dan bertanya: “Apa yang Allah ingin aku pahami dari perasaan ini?”
Kegalauan bukan musuh, ia adalah pesan lembut dari Allah. Ia datang bukan untuk melemahkan, tetapi untuk mengingatkan bahwa engkau sedang jauh dari pusat ketenangan sejati – yaitu hubungan dengan Tuhanmu. Maka, bila hatimu terasa gelap, jangan buru-buru menolak. Duduklah sejenak dalam diam, hirup napas panjang, dan biarkan jiwamu berbicara. Kadang, galau bukan pertanda lemah, tapi tanda bahwa hati sedang rindu untuk kembali diisi dengan cahaya iman.
Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:
“Dan barang siapa beriman kepada Allah, niscaya Dia akan memberi petunjuk kepada hatinya.” (QS. At-Taghabun [64]: 11)
Ayat ini menegaskan bahwa hati yang beriman akan selalu menemukan arah, bahkan di tengah kegalauan. Iman bukan sekadar keyakinan di kepala, tapi cahaya yang menuntun hati agar tetap tenang di tengah badai. Saat engkau mempercayai Allah, engkau sedang menyalakan pelita di tengah malam yang gelap.
Rasulullah bersabda:
« »
“Sungguh menakjubkan perkara seorang mukmin, karena seluruh urusannya adalah kebaikan.” (HR. Muslim no. 2999)
Hadis ini adalah obat bagi hati yang resah. Galau, kecewa, kehilangan – semua bisa menjadi kebaikan bila engkau memaknainya dengan iman. Karena sejatinya, setiap rasa yang Allah izinkan hadir dalam dirimu adalah alat untuk mengenal-Nya lebih dalam. Kegalauan bukan untuk menghancurkanmu, tapi untuk menundukkan egomu, agar engkau kembali pada arah yang benar.
Imam Ibn Atha’illah As-Sakandari berkata dalam Al-Hikam: “Terkadang Allah membukakan pintu ketaatan bagimu, tapi tidak membukakan pintu penerimaan; dan terkadang Dia menutup pintu amal, namun membukakan pintu rasa penyesalan, karena dengan rasa itu engkau lebih dekat pada-Nya.” Maka, jangan takut bila hatimu sedang gelisah – bisa jadi itu adalah panggilan lembut agar engkau kembali ke pelukan kasih Ilahi.
Engkau tidak perlu melakukan hal besar untuk mulai tenang. Kadang cukup dengan lima langkah sederhana yang membawa hati kembali mengenal Tuhannya. Di artikel ini, engkau akan diajak memahami lima hal sederhana namun dalam, yang bisa engkau lakukan setiap kali rasa galau datang tanpa permisi. Setiap langkah bukan sekadar tips psikologis, melainkan perjalanan rohani untuk mengembalikan hati ke tempat asalnya – kedamaian bersama Allah.
Namun sebelum engkau melangkah lebih jauh, tenangkan hatimu dulu. Katakan dalam batin, “Ya Allah, aku tidak baik-baik saja, tapi aku percaya Engkau sedang memperbaikiku.” Kalimat sederhana ini bisa menjadi doa pembuka bagi setiap jiwa yang ingin berubah.
Di halaman berikutnya, engkau akan mulai mengenal langkah pertama untuk menenangkan galau dengan cara yang menyejukkan hati – langkah yang mengubah rasa resah menjadi kesempatan untuk merasakan kasih sayang Allah dengan lebih dalam.