Halaman 1 — Ketika Akal, Menjadi Aset
Bismillāhirraḥmānirraḥīm.
Di antara semua ciptaan di muka bumi, hanya manusia yang diberi kemampuan untuk berpikir. Dari sinilah lahir peradaban, sains, dan segala bentuk kemakmuran. Akal adalah anugerah ilahi yang menjadikan manusia bukan sekadar makhluk hidup, tapi makhluk bernilai. Maka sebelum seseorang berbicara tentang modal uang, ia seharusnya memahami modal akal. Karena uang bisa habis, tapi pikiran yang bernilai melahirkan kekayaan tanpa henti.
Qul hal yastawī alladhīna ya‘lamūna walladhīna lā ya‘lamūn.
Artinya: “Katakanlah, apakah sama orang-orang yang mengetahui dengan orang-orang yang tidak mengetahui?” (QS. Az-Zumar [39]: 9)
Ayat ini menegaskan: pengetahuan adalah pembeda nilai manusia. Allah tidak menilai jumlah harta, tetapi kualitas akal. Sebab, harta hanyalah efek dari ilmu yang bekerja. Orang berilmu tidak sibuk meminta rezeki, tetapi menciptakan sebab-sebabnya. Ia tahu bahwa akal yang aktif menarik keberkahan, sementara akal yang malas menolak takdirnya sendiri.
Akal bukan hanya alat berpikir, tetapi sistem pencipta realitas. Setiap ide, visi, dan peradaban yang pernah ada di dunia adalah hasil dari pikiran yang percaya pada dirinya sendiri. Maka ketika seseorang memuliakan pikirannya — menjaga cara berpikirnya tetap jernih, rasional, dan bernilai — ia sedang menabung kekayaan yang tidak akan berkurang bahkan saat uangnya habis.
Ṭalabu al-‘ilmi farīḍatun ‘alā kulli muslimin.
Artinya: “Menuntut ilmu adalah kewajiban bagi setiap muslim.” (HR. Ibnu Mājah)
Hadis ini menunjukkan bahwa Islam meletakkan akal dan ilmu di posisi suci. Karena menuntut ilmu bukan sekadar belajar, tapi mengembangkan kesadaran. Dalam konteks ekonomi, orang yang terus belajar dan berpikir akan terus tumbuh nilainya. Ia tidak hanya menyesuaikan diri dengan dunia, tapi menciptakan dunia baru melalui ide dan inovasinya.
Maka, akal adalah aset spiritual sekaligus finansial. Ia tidak bisa dicuri, tidak bisa rusak, dan justru bertambah nilainya ketika digunakan. Rezeki hanyalah cerminan dari seberapa aktif seseorang menggunakan akalnya untuk memberi nilai. Saat pikiranmu bekerja dengan sadar, Tuhan pun bekerja bersamamu membuka jalan rezeki.
Halaman berikut (2/10): “Logika Nilai: Mengubah Pikiran Jadi Harta.”
Kita akan membahas bagaimana logika yang benar membuat pikiranmu menjadi sumber kekayaan yang konkret.