Cara Lepas dari Gadget Biar Hidup Lebih Tenang
Pernahkah engkau merasa lelah bukan karena bekerja, tapi karena terus menatap layar tanpa henti? Jari-jarimu terus menggulir, matamu terus menatap, hatimu semakin hampa. Engkau tertawa melihat video lucu, tapi entah kenapa tetap merasa kosong di dalam dada. Seolah gadget yang seharusnya menjadi alat, justru perlahan mengikatmu dengan rantai halus yang tak terlihat.
Dalam setiap notifikasi yang berbunyi, ada sepotong perhatian yang hilang. Dalam setiap waktu yang terlewat di depan layar, ada bagian dari jiwamu yang perlahan pudar. Engkau tak lagi menikmati suara angin, aroma hujan, atau tatapan orang-orang di sekitarmu. Semuanya tergantikan oleh cahaya biru dingin yang menipu kehangatan. Apakah engkau merasakan itu, diam-diam, di antara kesibukan digitalmu?
Di zaman yang serba terkoneksi ini, banyak orang merasa semakin terpisah. Bukan dari orang lain saja, tapi dari dirinya sendiri, dan bahkan dari Tuhannya. Karena terlalu lama menatap layar, kita lupa menatap langit. Karena terlalu sibuk mengejar informasi, kita lupa merenung dalam keheningan. Padahal, ketenangan sejati sering datang saat engkau berhenti, menunduk, dan kembali kepada kesunyian yang damai.
Allah mengingatkan dalam firman-Nya:
“Ketahuilah, hanya dengan mengingat Allah hati menjadi tenang.” (QS. Ar-Ra’d: 28)
Betapa lembut kalimat ini menegur kita. Bahwa ketenangan tidak akan ditemukan dalam notifikasi, komentar, atau pesan singkat, tapi dalam dzikir dan kesadaran akan kehadiran Allah. Setiap kali engkau menunduk menatap layar, cobalah tanya pada dirimu: apakah hatiku semakin dekat kepada-Nya, atau justru semakin jauh?
Rasulullah bersabda:
“Termasuk tanda baiknya keislaman seseorang adalah meninggalkan hal-hal yang tidak bermanfaat baginya.” (HR. Tirmidzi)
Hadis ini seolah menjelaskan apa yang kita alami hari ini. Banyak hal di layar gadget kita yang tidak membawa manfaat, hanya menumpuk perhatian, menyesakkan pikiran, dan mencuri waktu berharga. Mungkin engkau tak sadar, tapi setiap scroll yang engkau lakukan adalah pilihan: apakah engkau sedang menumbuhkan hatimu, atau menenggelamkannya dalam kesibukan semu?
Imam Ibn Qayyim pernah berkata, “Setiap kali hati menjauh dari Allah, dunia akan semakin menyesakkannya.” Kalimat itu terasa sangat nyata hari ini. Karena semakin kita terhubung dengan dunia maya, sering kali kita justru kehilangan keterhubungan dengan dunia nyata, dengan diri sendiri, dengan keluarga, dan dengan Allah yang selalu menanti kita dalam keheningan doa.
Artikel ini akan menuntunmu untuk perlahan melepaskan diri dari keterikatan itu. Bukan dengan membenci teknologi, tapi dengan menempatkannya pada tempatnya. Karena gadget bukan musuh, ia hanya alat. Dan alat seharusnya tidak mengendalikan tuannya. Engkau akan belajar bagaimana menata hati, mengatur waktu, dan menumbuhkan kembali rasa damai yang selama ini hilang.
Namun jangan berhenti di sini. Karena rahasia sejati tentang bagaimana gadget bisa menjadi jembatan ketenangan, bukan sumber keresahan, akan engkau temukan di halaman berikutnya. Teruskan membaca, karena di sana engkau akan belajar bagaimana mengembalikan kendali atas hatimu, satu detik demi satu detik.