Ketika Penghargaan Lebih Dalam dari Pujian
Dalam diamnya, seorang lelaki sering menyimpan lelah yang tidak pernah ia ucapkan. Ia tidak meminta dunia untuk mengerti, tidak pula menuntut sanjungan atas kerja kerasnya. Yang ia butuhkan hanyalah rasa dihargai. Hanya sebaris kalimat sederhana, seulas senyum tulus, atau sekadar pengakuan kecil bahwa “aku lihat perjuanganmu”.
Sebagian perempuan mengira bahwa cara mencintai yang paling indah adalah dengan memuji. Padahal, banyak lelaki justru merasa damai ketika mereka dihargai tanpa harus dilihat sempurna. Karena sejatinya, penghargaan adalah bahasa cinta yang menenangkan jiwa seorang pria. Ia mungkin jarang menunjukkan emosi, tapi dalam hatinya, rasa dihargai bisa menumbuhkan kekuatan baru yang tak terlihat.
Allah berfirman:
Artinya: “Tidak ada balasan kebaikan kecuali kebaikan (pula).”
(QS. Ar-Rahman [55]: 60)
Ayat ini bukan sekadar perintah timbal balik, tetapi sebuah pesan lembut bahwa penghargaan adalah bentuk ihsan. Saat engkau menghargai seseorang, engkau sedang menanamkan cinta dalam bentuk paling murni. Karena cinta tanpa penghargaan hanyalah perasaan, tapi cinta yang dibalut penghargaan menjadi ladang ketenangan yang tak pernah kering.
Rasulullah bersabda:
Artinya: “Barang siapa tidak berterima kasih kepada manusia, maka ia tidak bersyukur kepada Allah.”
(HR. Tirmidzi)
Hadis ini memberi kita pelajaran yang mendalam: menghargai manusia adalah bagian dari rasa syukur kepada Allah. Jika engkau benar-benar mencintai seseorang karena Allah, maka apresiasimu bukan basa-basi, tapi bentuk ibadah yang menenangkan hati. Ucapan “terima kasih” yang engkau ucapkan dengan tulus bisa menjadi dzikir yang menghidupkan cinta.
Imam Al-Ghazali pernah menulis bahwa “penghargaan kepada manusia adalah tanda kesadaran atas nikmat Allah yang hadir melalui mereka.” Maka ketika engkau menghargai seorang lelaki yang berjuang dalam diam, engkau sejatinya sedang menghormati karunia Tuhan yang hadir lewat dirinya. Ia adalah alat dari Allah untuk menjaga, menuntun, atau sekadar menjadi tempat engkau belajar bersabar.
Hubungan yang tenang bukanlah yang selalu dipenuhi kata cinta, tapi yang diwarnai rasa saling menghargai. Karena penghargaan mampu melunakkan hati yang keras, menenangkan pikiran yang lelah, dan menumbuhkan keyakinan bahwa cinta ini tidak sia-sia. Seorang lelaki yang merasa dihargai akan mencintai lebih dalam, bukan karena egonya terpenuhi, tapi karena hatinya merasa diterima apa adanya.
Maka, jika engkau ingin memahami rahasia cinta yang menenangkan, mulailah dengan menghargai sekecil apa pun usahanya. Jadilah tempat di mana ia bisa beristirahat tanpa takut dibandingkan. Karena cinta sejati bukan tentang siapa yang paling hebat, tapi siapa yang paling menghargai keberadaan satu sama lain.
Jangan berhenti di sini. Setiap halaman membawa engkau lebih dalam memahami rahasia ketenangan yang dicari banyak hati. Lanjutkan ke Page 2, dan temukan bagaimana penghargaan bisa menjadi pondasi spiritual dalam hubungan yang diberkahi Allah.
Share Artikel di → beritalangit.com dapat meningkatkan Pendapatan Tambahan dan Finansial. 👉 Mari sebarkan kebaikan, dan biarkan keberkahan kembali padamu.