Bismillāhirraḥmānirraḥīm
Allāhumma ṣalli wa sallim wa bārik ‘alā Sayyidinā Muḥammad, wa ‘alā ālihī wa ṣaḥbihī ajma‘īn.
Halaman 1 – Dari Mimbar ke Mikrofon: Awal Revolusi Dakwah
Sejak masa Rasulullah , dakwah adalah denyut nadi peradaban Islam. Dari satu hati ke hati lain, pesan tauhid disampaikan bukan lewat algoritma, tapi lewat tatapan, adab, dan ketulusan. Rasulullah berdiri di atas batu, di pasar Ukaz, di bawah langit Makkah — tanpa pengeras suara, tapi suaranya menembus zaman. Itulah mimbar pertama dalam sejarah dakwah.
Lalu waktu berjalan. Islam menyebar ke Andalusia, Afrika, Nusantara. Mimbar kayu berubah menjadi menara masjid, lalu mikrofon di radio, hingga kamera di studio televisi. Setiap zaman punya medianya, tapi ruh dakwah tetap sama: mengajak manusia kepada cahaya Allah. Sebagaimana firman Allah :
Ud‘u ilā sabīli rabbika bil-ḥikmati wal-mau‘izhati al-ḥasanah.
Artinya: “Serulah (manusia) kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan nasihat yang baik.” (QS. An-Naḥl: 125)
Ayat ini menjadi panduan abadi bagi setiap da’i di semua masa. Namun hari ini, mimbar dakwah telah berpindah. Ia tidak lagi hanya berdiri di tengah masjid, tapi juga di layar smartphone, di algoritma YouTube, di siaran TikTok, hingga di balik suara sintetis AI yang melafazkan ayat suci. Inilah wajah baru dakwah — dunia tanpa batas, tapi juga penuh tantangan.
Ulama dan asatidzah kini tak hanya berdiri di depan jamaah, tapi juga di depan kamera. Mereka belajar mengatur pencahayaan, memahami algoritma, bahkan menulis caption dakwah agar tetap sampai ke hati netizen. Sebuah transisi besar sedang terjadi — dari mimbar kayu ke mimbar digital. Dan di baliknya, tersimpan pertanyaan besar: apakah ruh dakwah tetap sama ketika medianya berubah?
Sebagian orang menyambut perubahan ini dengan semangat, sebagian lain khawatir bahwa keikhlasan akan terkikis oleh popularitas. Namun sebagaimana setiap teknologi yang datang dari akal manusia, dakwah digital bisa menjadi rahmat — atau fitnah, tergantung siapa yang memegangnya.
✨ Siap melihat bagaimana para ulama menavigasi dunia YouTube, Instagram, dan bahkan AI Qur’an Generator dengan adab dan kebijaksanaan Islam?
➡️ Lanjutkan ke Halaman 2: “Ulama dan Gelombang Digital: Dari Radio Islam Hingga Dakwah YouTube.”