Kalau Mau Dihormati, Belajarlah Menghormati: Suami Wajib Tahu Rumus Keharmonisan.

Kalau Mau Dihormati, Belajarlah Menghormati: Suami Wajib Tahu Rumus Keharmonisan

Engkau ingin dihormati oleh istrimu? Maka hormatilah dia terlebih dahulu. Karena kehormatan tidak bisa diminta, ia hanya tumbuh dari benih penghargaan yang engkau tanam setiap hari. Tidak ada wanita yang tiba-tiba menjadi lembut tanpa alasan. Tidak ada istri yang patuh karena takut, tapi karena hatinya merasa aman. Dan keamanan itu lahir dari cara engkau memperlakukannya.

Dalam rumah tangga, kadang engkau lupa bahwa cinta bukan hanya soal siapa yang paling banyak memberi, tapi siapa yang paling mampu memahami. Istri yang merasa dihargai akan menjadi taman yang rimbun, meneduhkan siapa pun yang singgah. Tapi istri yang merasa diremehkan, bisa menjadi batu karang yang tak bisa engkau lembutkan dengan harta atau kuasa.

Allah berfirman:


“Dan bergaullah dengan mereka (para istri) secara patut.” (QS. An-Nisa: 19)

Kalimat pendek dalam ayat ini mengandung samudra makna. “Secara patut” bukan hanya berarti memberi nafkah atau melindungi secara fisik, tetapi juga menghormati perasaan dan martabatnya. Rasulullah tidak pernah berteriak pada istrinya, tidak pernah merendahkan, bahkan saat berbeda pendapat pun beliau memilih diam dengan adab. Itulah kehormatan sejati seorang suami, yang menuntun bukan dengan suara tinggi, tapi dengan hati yang tinggi akhlaknya.

Rasulullah bersabda:


“Sebaik-baik kalian adalah yang paling baik terhadap keluarganya, dan aku adalah yang paling baik terhadap keluargaku.” (HR. Tirmidzi)

Hadis ini seakan menegaskan bahwa ukuran kemuliaan seorang lelaki bukan di masjid, bukan di pasar, tapi di rumahnya sendiri. Engkau bisa terlihat santun di luar, tapi jika di rumah engkau kasar, maka sebenarnya kehormatan itu palsu. Karena ujian akhlak sejati bukan saat engkau berada di depan orang lain, melainkan di hadapan istrimu yang mengenal semua sisi dirimu.

Imam Al-Ghazali dalam Ihya Ulumuddin menulis, “Perempuan adalah amanah dari Allah. Maka siapa yang memperlakukannya dengan kasar, berarti ia telah menyalahi sifat rahmat yang dititipkan Allah di hatinya.” Sebuah kalimat yang lembut namun mengguncang nurani. Karena ketika engkau memperlakukan istrimu dengan lembut, engkau sejatinya sedang memuliakan karunia Allah yang hadir dalam bentuk seorang pendamping hidup.

Bayangkan bila istrimu mendengar ucapanmu yang lembut setiap pagi, tatapan penuh kasih setiap malam, dan doa yang engkau sebut dalam sujudmu. Ia akan merasa aman, dan dari rasa aman itu lahir cinta yang tak mudah pudar. Rumahmu pun akan menjadi taman surga kecil di dunia, bukan ladang ego yang gersang.

Namun jika engkau menginginkan kehormatan tanpa menghormati, engkau seperti menuntut buah tanpa menanam pohon. Karena cinta dan hormat bukan hasil paksaan, tapi hasil kesadaran. Engkau ingin menjadi kepala keluarga yang dihormati? Maka jadilah hati keluarga yang menenangkan. Jangan biarkan gengsi merusak keharmonisan yang Allah titipkan.

Kehormatan lahir dari keseimbangan antara cinta dan adab. Maka belajarlah menghormati bukan karena ingin dihormati, tapi karena engkau tahu, di balik wajah lembut seorang istri, ada hati yang sangat mudah retak bila engkau tidak menjaganya dengan lembut.

Baca halaman berikutnya, karena di sana kita akan membahas bagaimana cara Rasulullah menumbuhkan rasa hormat di rumahnya tanpa pernah meminta, tapi selalu memberi.


Share Artikel di → beritalangit.com dapat meningkatkan Pendapatan Tambahan dan Finansial. 👉 Mari sebarkan kebaikan, dan biarkan keberkahan kembali padamu.